Rabu, 25 Juli 2012

Penggolongan Hutan

PENGGOLONGAN  HUTAN




Jenis-jenis Hutan di Indonesia dan Pemanfaatannya

Oleh karena Indonesia beriklim tropis dan banyak mendapat hujan, wilayah ini mempunyai hutan-hutan lebat yang disebut hutan hujan trpois. Di Indonesia terdapat beberapa macam hutan, seperti berikut ini.
· Hutan musim, terdapat di daerah yang dipengaruhi iklim musim. Selama musim kemarau, daun pohon-pohon di hutan musim ini banyak yang gugur sehingga meranggas. Sebaliknya, setelah musim penghujan daun pohon-pohon hutan musim lebat kembali. Hutan musim sering juga disebut hutan homogen, karena terdiri dari satu jenis tumbuhan saja.
· Hutan hujan tropis, terdapat di daerah yang banyak mendapat hujan. Pohon-pohon dalam hutan ini berdaun rindang dan lantai hutan gelap karena sinar matahari tidak dapat menembus daun-daun rindangnya. Tanah dan udara dalam hutan lembap karena uap airnya sukar naik terevaporasi ke atas. Pohon-pohon dalam hutan tersebut sering dibelit oleh tumbuhan sulur, seperti rotan.
· Hutan Bakau, terdapat di dataran rendah pantai yang banyak lumpurnya. Pohon bakau mempunyai akar menjulang di atas permukaan air pada waktu air laut surut dan terendam pada waktu air laut pasang. Akar pohon bakau dapat menahan abrasi (kikisan ombak) air laut.
· Hutan sabana (stepa) tedapat di daerah kurang hujan. Hutan sabana merupakanpadang rumput (stepa) yang di sebagian tempat terdapat hutan dengan pohon-pohon yang rendah. Hutan ini banyak terdapat di daerah Nusa Tenggara dan dimanfaatkan sebagai lahan usaha peternakan sapi dan kuda.

Berbagai jenis hutan yang ada di Indonesia tersebut memiliki manfaat antara lain sebagai berikut :
· Menyimpan serta mengatur persediaan air, sebab akar-akar pohon di hutan mampu menghambat dan menahan jalannya air yang masuk dalam tanah.
· Menyuburkan tanah, karena daun-daun yang berguguran dapat membentuk tanah humus.
· Mencegah erosi dan tanah longsor, karena akar-akar pohon memiliki daya ikat terhadap butiran-butiran tanah.
· Menjaga keseimbangan air tanah, karena curah hujan yang jatuh di daerah hutan akan lebih banyak menjadi pengisi air tanah.
· Menghasilkan bahan mentah untuk industri dan bahan bangunan, natara lain: rotan, dapat digunakn untuk industri dan bahan bangunan; kamper (barus), dapat dipakai untuk wangi-wangian dan obat-obatan; damar, dapat diolah menjadi cat, pernis, lak; kopal (arpus) dapat dibuat cat yang baik; getah perca, dapat dipakai sebagai bahan alat-lat laboratorium, bola golf, pembalut kabel; dan jelutung, merupakan bahan mentah industri kimia.
· Mengurangi polusi udara, karena daun-daun pohon mampu menyerap gas-gas polutan, sehingga udara di sekitar hutan segar dan bersih.


Identifikasi Kerusakan Flora Dan Fauna Serta Dampknya Terhadap Kehidupan
Faktor-faktor yang menyebabkan kerusakan flora dan fauna antara lain karena pengaruh evolusi, seleksi alam, tidak dapat beradaptasi dengan lingkungan, perusakan oleh manusia, dan bencana alam.

Pengaruh evolusi
Evolusi adalah perubahan makhluk hidup secara perlahan-lahan dalam jangka waktu yang sangat lama, dari bentuk sederhana ke bentuk yang lebih sempurna. Proses evolusi ini bisa berjalan dalam ratusan, ribuan, bahkan jutaan tahun. Dari hasil penelitian terhadap fosil-fosil binatang dan lapisan-lapisan batu-batuan, para ahli berpendapat bahwa binatang-binatang pada zaman purba pada dasarnya sama dengan binatang-binatang yang hidup sekarang ini, walaupun memiliki perbedaan dalam beberapa hal.


Kira-kira 150 juta tahun yang lalu belum ada manusia, dunia didominasi oleh binatang sejenis dinosaurus. Binatang ini sangat besar dengan panjang sampai kira-kira 30 meter. Binatang ini sangat berbeda dari binatang yang ada sekarang ini. Namun, setelah diadakan penelitian terhadap tulang-tulang dinosaurus, diketahui bahwa mereka termasuk binatang melata (reptil) yang pada dasarnya sama dengan bentuk tulang buaya dan kadal yang ada sekarang.
Dari penelitian beberapa ahli, diketahui pula bahwa beberapa dinosaurus tertentu ternyata mempunyai kerangka yang hampir sama dengan mamalia. Karena itu disimpulkan pula bahwa mamalia berasal dari reptil setelah memakan waktu berjuta-juta tahun lamanya. Berbagai makhluk hidup tersebut pada akhirnya mati (punah), namun binatang dan tumbuhan yang beraneka ragam yang ada sekarang diyakini merupakan ketururnan dari makhluk hidup pada zaman purba.


Dari uraian di atas dapat disimpulkan tiga hal berikut.
· Makhluk hidup selalu mengalami perubahan secara perlahan-lahan dalam waktu yang sangat lama.
· Perubahan-perubahan tersebut menyebabkan adanya penyimpangan dari struktur aslinya sehingga akan muncul spesies baru.
· Tumbuhan dan hewan yang ada sekarang ini bukanlah merupakan makhluk yang pertama kali di bumi, tetapi berasal dari makhluk hidup di masa lampau yang telah mengalami perubahan.


Seleksi alam
Pada suatu tempat dimungkinkan hanya terdapat beberapa jenis makhluk hidup, bahkan ada tempat yang hanya didiami satu jenis makhluk hidup saja. Hal itu dapat terjadi karena mungkin makhluk hidup yang lain tidak sanggup bertahan hidup di daerah tersebut karena beberpa sebab. Diantara penyebabnya antara lain terlalu dingin, sulit mendapatkan makanan, dan karena sebab lain yang datang dari alam itu sendiri. Inilah yang dimaksud dengan seleksi. Jadi, seleksi adalah penyaringan suatu lingkungan hidup sehingga hanya makhluk hidup tertentu yang dapat bertahan hidup atau mampu menyesuaikan diri untuk tetap hidup dan tinggal di lingkungan hidup tersebut. Sebaliknya, makhluk hidup yang tidak mampu menyesuaikan diri dengan lingkungannya akan punah atau pindah ke lingkungan hidup lain.


Ada dua faktor utama yang menentukan seleksi, yaitu sebagai berikut.




Faktor Alam
Faktor alam tertentu membatasi kemampuan hidup suatu organisme. Misalnya di daerah gurun atau padang pasir hanya terdapat jenis tumbuhan tertentu yang tahan terhadap iklim panas dan jumlah air yang sangat sedikit. Begitu juga hewan-hewan tertentu tidak dapat hidup pada keadaan alam tertentu.


Faktor Lingkungan
Sesama makhluk hidup sering bersaing dalam memperebutkan makanan dan ruang hidup. Akibat persaingan tersebut, yang kalah akan punah sedang yang menang akan tetap bertahan hidup. Misalnya, sekarang ini sudah jarang dijumpai harimau, badak bercula satu, dan beberapa jenis hewan lainnya. Hewan-hewan tersebut kalah bersaing dengan manusia yang merupakan makhluk terpandai. Juga misalnya di hutan tropis kita tidak dapat menemukan rerumputan. Rumput di dalam hutan kalah bersaing dengan tumbuhan besar dalam memperebutkan sinar matahari. Di Australia pernah terjadi bahaya kelaparan yang dialami oleh lembu dan biri-biri karena rumputnya sudah habis dimakan kelinci pada musim kemarau panjang.


Adaptasi Lingkungan
Telah kita ketahui bahwa keadaan lingkungan hidup sangat beraneka ragam. Hal ini menuntut makhluk hidup untuk selalu berusaha menyesuaikan diri dengan keadaan alam kondisi lingkungan hidupnya. Penyesuaian diri terhadap lingkugnan yang berbeda akan menghasilkan makhluk baru yang berbeda pula. Inilah yang dimaksud dengan adaptasi. Adaptasi inilah yang terutama menyebabkan terjadinya keanekaragaman makhluk hidup.


Perusakan oleh Manusia
Karena keterbatasan ekonomi dan tuntutan kehidupan, manusia banyak memburu binatang dan menebangi tumbuhan. Tindakan manusia yang membabi buta tanpa mengedepankan pembangunan berkelanjutan akan menyebabkan banyak hewan-hewan mati dan bahkan punah. Sementara penebangan pohon-pohon di hutan-hutan tanpa perhitungan, mengakibatkan hutan menjadi gundul dan mata air kering, sehingga pada musim hujan dapat terjadi bencana tanah longsor dan banjir.


Bencana Alam
Berbagai bencana alam yang terjadi di permukaan bumi mempercepat rusaknya lingkunagan dan kehidupan flora fauna. Bencana alam tersebut antara lain gempa bumi, tanah longsor, letusan gunung api, banjir, angin topan, musim kemarau yang berkepanjangan dan lain-lainnya. Dampak bencana alam juga dapat merusakkan areal pertanian dan tempat tinggal manusia beserta sarana-sarana kehidupan, seperti jalan, jembatan, gedung-gedung, dan lain-lain.


Usaha-Usaha Pelestarian Lingkungan
Sebagian dari hewan-hewan dan tumbuh-tumbuhna Indonesia kini telah langka sebagai akibat dari ulah manusia. Hutan-hutan ditebang tanpa perhitungan dan hewan-hewannya terus-menerus diburu.


Untuk memelihara kelestarian alam, hewan dan tumbuh-tumbuhan perlu mendapat perlindungan. Itulah sebabnya pemerintah mengeluarkan undang-undang perlindungan binatang liar atau satwa langka. Dengan keluarnya undang-undnag tersebut, beberapa macam hewan langka mendapat perlindungan.


Hewan-hewan yang dilindungi, antara lain sebagi berikut.


· Berbagai jenis burung: dara laut, bangau hitam, kuntul, bangau putih, pelatuk besi, alap-alap putih, dara mahkota, ibis hitam dan putih, jalak Bali, rangkok, bluwok, kasuari, cendrawasih, bebek laut, dan angsa laut.
· Binatang menyusui: mawas, siamang, badak, tapir, kambing hutan, orang utan, harimau, gajah, badak bercula satu, trenggiling, dan lain-lain.
Selain itu, beberapa kawasan hutan tempat hidup hewan-hewan langka dilarang digunakan sebagai tempat berburu. Kawasan hutan yang dilarang untuk berburu dan dimaksudkan untuk perlindungan satwa disebut hutan suaka margasatwa.
Suaka margasatwa yang terkenal, antara lain adalah sebagai berikut.
· Suaka margasatwa Gunung Leuser di Nanggroe Aceh Darussalam, merupakan suaka margasatwa terbesar di Indonesia. Hewan-hewan yang mendapat perlindungan di tempat ini antara lain: gajah, badak sumatera, orang utan, tapir, harimau, kambing hutan, rusa, dan berbagai jenis burung.
· Suaka margasatwa Sumatera Selatan I di Sumatera Selatan, merupakan tempat untuk perlindungan tapir, badak, kerbau liar, hariamau sumatera, gajah, dan rusa.
· Suaka margasatwa Baluran di Jawa Timur, merupakan tempat untuk perlindungan badak, banteng, kerbau liar, anjing hutan, berbagai jenis kera, lutung, rusa, babi hutan, ayam hutan, dan burung merak.
· Suaka margasatwa Pulau Komodo di Nusa Tenggara Timur, merupakan tempat yang dikhususkan untuk perlindungan biawak komodo. Satwa-satwa lain yang dilindungi di tempat ini ialah burung kakatua, ayam hutan, kerbau liar, babi hutan, dan rusa.
· Suaka margasatwa Pulau Moyo di Sumbawa, merupakan tempat untuk perlindungan burung kakatua, ayam hutan, sapi liar, babi hutan, dan rusa.
· Suaka margasatwa Kutai di Kalimantan Timur, merupakan tempat untuk perlindungan babi hutan, banteng, orang utan, rusa, dan bekantan (kanau).
Ada pula kawasan hutan yang disebut sebagai suaka alam atau cagar alam. Cagar alam merupakan kawasan hutan untuk perlindungan hewan, tumbuh-tumbuhan, tanah, tempat-tempat bersejarah, dan keindahan alamnya. Cagar alam yang terkenal di Indonesia, antara lain adalah sebagai berikut.
· Cagar Alam Pulau Dua di Jawa Barat, merupakan tempat yang selain dimanfaatkan untuk pelestarian hutan, pulau ini juga digunakan untuk perlindungan berbagai jenis burung laut. Oleh karena itu, tempat ini terkenal dengan sebutan “Kerajaan Burung”.
· Cagar Alam Cibodas di kaki Gunung Gede Jawa Barat, merupakan cadangan hutan di daerah basah (banyak turun hujan). Daerah demikian menjadi daerah pengisian air tanah (recharge area).
· Cagar Alam Ujung Kulon di Banten, merupakan tempat untuk perlindungan berbagai jenis binatang yang terkenal, antara lain badak, rusa, buaya, banteng, babi hutan, dan burung merak.
· Cagar Alam Penanjung-Pangandaran di Banten, merupakan tempat yang selain dimanfaatkan untuk pelestarian hutan, tempat ini digunakna pula untuk perlindungan rusa, banteng, dan babi hutan.
· Cagar Alam Lalijiwo di Jawa Timur, di tempat ini terdapat hutan alam flora alpina dan berbagai jenis cemara.
· Cagar Alam Raflesia di Bengkulu, merupakan tempat yang khusus utnuk perlindungan bunga raflesia arnoldi (bunga bangkai) yang merupakan bunga terbesar di dunia.
· Cagar Alam Sibolangit di Sumatera Utara, di tempat ini terdapat flora asli khas dataran rendah Sumatera, antara lain pohon lebah dan bunga bangkai raksasa.
· Cagar Alam Rimbo Panti di Sumatera Barat, di tempat ini terdapat tumbuh-tumbuhan khas Sumatera Barat dan hewan-hewan, antara lain dan siamang. 

Rabu, 18 April 2012

Faktor Penghambat dan Pendukung Penyebaran Vegetasi


FAKTOR PENDUKUNG PENYEBARAN VEGETASI


Faktor – faktor persebaran vegetasi antara lain karena faktor:
  Abiotik : faktor yang merupakan lingkungan sekitar, bukan makhluk hidup, seperti hewan, tanaman, dan manusia. Yang termasuk diantaranya ada tiga kategori: - Klimatik (iklim), -Relief (bentuk permukaan bumi), dan -Edafik (tanah)

   Biotik : faktor yang merupakan makhluk hidup, yang dapat saling berpengaruh karena kehidupannya. Yang termasuk diantaranya antara lain:- Tanaman, -Hewan, -Aktivitas Manusia.
Dalam persebaran vegetasi, terdapat factor-faktor yang mendukung maupun menghambat persebaran vegetasi. Berikut merupakan factor-faktor penghalang persebaran vegetasi :

Faktor Penghalang Penyebaran Vegetasi :
1.      Hambatan Iklim
Iklim merupakan faktor dominan yang mempengaruhi pola persebaran flora dan fauna. Wilayah-wilayah dengan pola iklim ekstrim seperti kutub yang senantiasa tertutup salju dan lapisan es abadi atau gurun yang gersang sudah barang tentu sangat menyulitkan bagi kehidupan organisme. Karena itu, persebaran tumbuhan dan binatang di kedua wilayah ini sangat minim baik jumlah maupun jenisnya. Sebaliknya di daerah tropis merupakan wilayah yang optimal bagi kehidupan spesies.   Faktor-faktor iklim yang berpengaruh terhadap persebaran flora dan fauna antara lain suhu, kelembaban udara, angin, dan curah hujan.

1) Suhu
Posisi lintang di bumi sangat berhubungan dengan penerimaan intensitas penyinaran matahari yang berbeda-beda di berbagai wilayah. Daerah-daerah yang berada pada zone lintang iklim tropis menerima penyinaran matahari setiap tahun relatif lebih banyak dibandingkan wilayah lain. Perbedaan ini menyebabkan variasi suhu udara di berbagai kawasan di muka bumi. Perbedaan suhu juga terjadi karena secara vertikal yaitu letak suatu wilayah berdasarkan perbedaan ketinggian di atas permukaan  laut. Kondisi suhu udara tentunya sangat berpengaruh terhadap kehidupan flora dan fauna, karena berbagai jenis spesies memiliki persyaratan suhu lingkungan hidup ideal atau optimum serta tingkat toleransi yang berbeda satu sama lain. Contoh, flora dan fauna yang hidup di kawasan kutub memiliki tingkat  ketahanan dan toleransi lebih tinggi terhadap perbedaan suhu ekstrim antara siang dan malam dibandingkan dengan flora dan fauna tropis. Secara umum wilayah-wilayah yang memiliki suhu udara tidak terlalu dingin atau panas merupakan habitat yang sangat baik atau  optimal bagi sebagian besar kehidupan organisme, baik manusia, flora dan fauna. Hal ini disebabkan suhu yang terlalu panas atau dingin merupakan salah satu kendala bagi mahluk hidup. Khusus dalam dunia tumbuhan, kondisi suhu udara adalah salah satu faktor pengontrol persebaran vegetasi sesuai dengan posisi lintang, ketinggian tempat, dan kondisi topografinya. Karena itu, sistem penamaan habitat tumbuhan sering kali sama dengan kondisi iklimnya, seperti vegetasi hutan tropis, vegetasi lintang sedang, vegetasi gurun, dan vegetasi pegunungan tinggi.

2) Kelembaban Udara
Faktor iklim lain adalah kelembaban udara. Tingkat  kelembaban udara berpengaruh langsung terhadap pola persebaran tumbuhan di muka bumi. Beberapa jenis tumbuhan sangat cocok hidup di wilayah kering, sebaliknya terdapat jenis tumbuhan yang hanya bertahan hidup di atas lahan dengan kadar air selalu tinggi.
Berdasarkan tingkat kelembaban, berbagai jenis tumbuhan diklasifikasikan ke dalam 4 kelompok utama, yaitu sebagai berikut ini :
a) Xerophyta, yaitu jenis tumbuhan yang tahan terhadap lingkungan hidup yang kering atau gersang (kelembaban udara sangat rendah).
Contoh: Kaktus, dan rumput gurun.
b) Mesophyta, yaitu jenis tumbuhan yang cocok hidup di lingkungan yang lembab.
Contoh: Anggrek, Cendawan (jamur);
c) Hygrophyta, yaitu jenis tumbuhan yang cocok hidup di lingkungan yang basah.
Contoh: Eceng Gondok, dan Teratai,
d) Tropophyta, yaitu jenis tumbuhan yang mampu beradaptasi terhadap perubahan musim. Contoh: pohon Jati.
Contoh  lainnya :
-          Lumut hidup di udara yang memiliki kelembaban udara yang tinggi
-          Kaktus tidak mampu hidup di udara yang kadar kelembabannya tinggi. Ia hidup di daerah yang kering.

3) Angin
Angin berfungsi sebagai alat transportasi yang memindahkan benih beberapa jenis tumbuhan dan membantu proses penyerbukan. Selain itu, angin berfungsi untuk mendistribusikan uap air atau awan yang mengandung  hujan dari suatu tempat ke tempat lain. 

4) Curah Hujan
Kebutuhan air bagi mahluk hidup sangatlah vital, karena air adalah sumber kehidupan. Dalam siklus hidrologi, hujan merupakan  sumber bagi pendistribusian air yang ada di permukaan bumi ini. Begitu pentingnya air bagi kehidupan mengakibatkan pola persebaran dan kerapatan mahluk hidup antar wilayah biasanya tergantung dari tinggi-rendahnya curah hujan. Wilayah-wilayah yang  memiliki curah hujan tinggi umumnya merupakan kawasan yang dihuni oleh aneka spesies dengan jumlah dan jenis jauh lebih banyak dibandingkan dengan wilayah yang  relatif lebih kering. Sebagai contoh daerah tropis ekuatorial dengan curah hujan  tinggi merupakan wilayah yang secara alamiah tertutup oleh kawasan hutan hujan tropis (belantara tropis) dengan aneka jenis flora dan fauna dan tingkat kerapatan tinggi.

2.      Hambatan Edafik (tanah)
Selain iklim, faktor lingkungan lainnya yang mempengaruhi persebaran mahluk hidup terutama tumbuhan adalah kondisi tanah atau edafik. Tanah merupakan media tumbuh dan berkembangnya tanaman. Tingkat kesuburan tanah merupakan faktor utama yang berpengaruh terhadap persebaran tumbuhan. Ini berarti semakin subur tanah maka kehidupan tumbuhan semakin banyak jumlah dan keanekaragamannya.
Tanah sangat berpengaruh bagi tanaman/tumbuhan karena sangat memerlukan unsur - unsur penting dalam tanah yaitu unsur hara, udara, kandungan air yang cukup. Lapisan tanah yang tipis dan keras membuat hewan - hewan yang terbiasa menggali tanah dan bertempat tinggal di dalam tanah memilih mencari daerah yang lapisan tanahnya tebal dan gembur.
Tanah banyak mengandung unsur-unsur kimia yang diperlukan bagi pertumbuhan flora di dunia. Kadar kimiawi berpengaruh terhadap tingkat kesuburan tanah. Keadaan struktur tanah berpengaruh terhadap sirkulasi udara di dalam tanah sehingga memungkinkan akar tanaman dapat bernafas dengan baik. Keadaan tekstur tanah berpengaruh terhadap daya serap tanah terhadap air. Suhu tanah berpengaruh terhadap pertumbuhan akar serta kondisi air di dalam tanah. Komposisi tanah umumnya terdiri dari bahan mineral anorganik (70%-90%), bahan organik (1%-15%), udara dan air (0%-9%). Hal - hal tersebut menunjukkan betapa pentingnya faktor tanah bagi pertumbuhan tanaman. Perbedaan jenis tanah menyebabkan perbedaan jenis dan keanekaragaman tumbuhan yang dapat hidup di suatu wilayah. Contohnya di Nusa Tenggara jenis hutannya adalah Sabana karena tanahnya yang kurang subur. Perhatikan hutan di daerah yang subur di pegunungan dengan hutan di daerah yang tenahnya banyak mengandung kapur atau tanah liat.

3.      Hambatan Geografis
Bentang alam muka bumi dapat menghambat persebaran flora dan fauna seperti samudera, padang pasir, sungai dan pegunungan.

4.      Hambatan Biologis
Kondisi lingkungan yang cocok untuk hidup serta persediaan bahan makanan yang melimpah menjadi faktor penghambat flora dan fauna dalam bermigrasi. Hal ini berkaitan dengan kecocokan dengan kondisi alam.

Faktor pendukung persebaran vegetasi :

1.      Tekanan Populasi
Semakin banyak atau bertambahnya populasi akan menyebabkan kebutuhan akan persediaan bahan makanan menjadi semakin sulit dipenuhi sehingga menyebabkan migrasi. Hal ini merupakan factor pendukung persebaran vegetasi, karena jika suatu vegetasi sudah bermigrasi, maka secara langsung vegetasi tersebut telah tersebar ke daerah lain.

2.      Persaingan
Ketidakmampuan fauna dalam bersaing memperebutkan wilayah kekuasaan dan bahan makanan yang dibutuhkan juga mendorong terjadinya migrasi ke daerah lain.
Dalam factor ini berlaku hukum rimba bagi flora dan fauna, dimana flora/fauna yang kuat dan mampu bertahan yang dapat menguasi wilayah, sedangkan flora/fauna yang tidak mampu akan migrasi ke daerah lain.

3.      Perubahan Habitat
Perubahan lingkungan tempat tinggal dapat menyebabkan ketidakmampuan dalam beradaptasi terhadap perubahan tersebut dan menjadi merasa tidak cocok untuk terus menempati daerah asal.
Selain factor pendukung dan penghalang penyebaran vegetasi, juga terdapat factor sarana penyebaran vegetasi, yaitu :

1.      Angin, Tingkat kecepatan dan arah angin turut serta berpengaruh dalam persebaran makhluk hidup di dunia. Misalnya, ada spora yang tumbuh. Lalu ada angin. Angin tersebut mengarah ke timur. Maka, spora itu pun ikut terbawa ke timur. Alhasil, di timur banyak tumbuhan. Perbedaan-perbedaan seperti inilah yang menyebabkan flora dan fauna tersebar ke berbagai wilayah, mereka akan memilih habitat yang sesuai dengan dirinya dan sesui dengan kebutuhan hidupnya. dengan media angin fauna dapat bermigrasi dari kekuatan terbang sedangkan flora dapat menggunakan angin untuk bermigrasi dari berat ringannya benih.
2.       Air, kemampuan fauna dalam berenang terutama hewan - hewan air menyebabkan perpindahan mudah terjadi. Benih umbuhan dapat tersangkut dan berpindah tempat dengan menggunakan media aliran sungai atau arus laut.
3.      Lahan, hampir semua fauna daratan menggunakan lahan sebagai media untuk berpindah tempat.
4.       Pengangkutan Manusia, baik secara sengaja maupun tidak sengaja manusia dapat menyebabkan perpindahan flora dan fauna. Manusia mampu mengubah lingkungan untuk memenuhi kebutuhan tertentu. Misalnya daerah hutan diubah menjadi daerah pertanian, perkebunan atau perumahan dengan melakukan penebangan, reboisasi atau pemupukan. Manusia dapat menyebarkan tumbuhan dari suatu tempat ke tempat lainnya. Selain itu manusia juga mampu mempengaruhi kehidupan fauna di suatu tempat dengan melakukan perlindungan atau perburuan binatang. Hal ini menunjukkan bahwa faktor manusia berpengaruh terhadap kehidupan vegetasi di dunia ini.
5.      Tumbuhan, Tumbuhan dalam hal ini bisa menjadi penyebab vegetasi lain mengalami perpindahan dan penyesuaian. Namun tumbuhan sendiri juga merupakan mereka yang termasuk menyesuaikan diri dengan lingkungannya, yang dibahas persebarannya. Misalnya saja bila hutan rusak, tumbuhan di hutan banyak yang kekeringan, pastinya hewan-hewan di hutanpun juga akan menjadi tidak terpelihara, mereka susah untuk hidup, tidak bisa memanuhi kebutuhan hidupnya. Habitat mereka terganggu bahkan samapi menyebabkan kematian. Tumbuhan pun akan tetap beradaptasi dengan lingkungan hidupnya. Misalnya saja tumbuhan hidrofit yang butuh sangat banyak air akan lebih memilih tinggal di tempat berair dibanding dengan tempat yang kering. Nmaun berbeda dengan tumbuhan xerofit yang lebih memilih berada di tempat kering dan gersang, atupun yang terjadi pada tumbuhan higrofit yang meilih habitat di tempat-tempat lembab. Jadi tumbuhan tidak hanya sarana biotic ynag dapat menyebabkan terjadinya persebaran flora dan fauna, khususnya fauna, namun dirinya sendiri juga yang mengalami persebaran dan melakukan adaptasi.
6.      Hewan, kegiatan hewan seperti kupu-kupu atau lebah yang berpengaruh pada penyerbukan tanaman. Semuanya dapat terjadi di dunia flora dan fauna. Misalnya serangga dalam proses penyerbukan, kelelawar, burung, tupai membantu dalam penyebaran biji tumbuhan.
7.      Relief (tingi/rendahnya permukaan bumi), Faktor ketinggian permukaan bumi umumnya dilihat dari ketinggiannya dari permukaan laut (elevasi). Misalnya ketinggian tempat 1500 m berarti tempat tersebut berada pada 1500 m di atas permukaan laut. Semakin tinggi suatu daerah semakin dingin suhu di daerah tersebut. Demikian juga sebaliknya bila lebih rendah berarti suhu udara di daerah tersebut lebih panas. Setiap naik 100 meter suhu rata - rata turun sekitar 0,5 derajat Celcius. Jadi semakin rendah suatu daerah semakin dingin daerah tersebut. Oleh sebab itu ketinggian permukaan bumi besar pengaruhnya terhadap jenis dan persebaran tumbuhan. Daerah yang suhu udaranya lembab, basah di daerah tropis, tanamannya lebih subur dari pada daerah yang suhunya panas dan kering.